Pengajian Ashartanjung
Home
Contact
Guestbook
Pelajaran Agama
Tasbih Nabi Yunus
Serba serbi
Budaya Mandailing
Fun
Advice
Science
About Islam
Tipu Daya Setan
Cara Mencetak Photo
Cara Mengisi Lagu dari Computer ke HP
Cara Membuat Bingkai Photo
Pituah
Mengecek Tinta Pencetak:
ADA APA DENGAN SEPEDA MOTOR
SHOLAT TARWIH
Sholat Sunnah Tahunan Di Dalam Agama Islam.
Sholat Minta Hujan
Title of your new page
MENCUKUPKAN SATU KEKURANGAN
PANDUAN KETIKA MENDAFTAR HAJI
 

MENCUKUPKAN SATU KEKURANGAN

MENCUKUPKAN SATU KEKURANGAN
Ketika saya ingin memulai satu usaha di bidang Mekanik HP. Saya memanggil anak dari saudara saya untuk menanganinya sepenuhnya dalam menjalankan usaha itu. Kapan kita berinteraksi dengan orang lain tentu kita akan merasa sesuatu yang lain, yang kadang-kadang kita berpikir mengapa dia demikian, mengapa harus begitu, bagaimana kalau harus begitu dan banyak pemikiran akan bercokol di pikiran kita. Kala itu, saya memang mesti mempelajarinya dengan sangat hati-hati. Dia datang dari salah satu perguruan kursus HP yang amat lengkap, yang tak akan mungkin saya tandingi bagaimanapun juga. Lalu ketika akan berhadapan dengan masalah kerusakan sebuah HP, lalu anak dari saudara saya bernama Sa terus menetahui bahwa dia akan memperbaiki sebuah HP.
Kukatakan bahwa yang akan dibetulkan itu adalah sebuah HP dengan merk Sony Ericsson. Lalu Sa mengatakan bahwa spare part kami dengan merk sejenis itu belum lengkap. Pembicaraan terputus sampai di situ. Saya sebagai saudagar yang sudah lama berkecimpung di dalam usaha. Mulai dari berbisnis kecil hingga termasuk sudah lumayan, merasa heran kenapa pembicaraan harus terhenti sampai disitu. Lalu kukatakan bahwa
kalau hanya dengan kekurangan alat itu, kami bisa membelinya di Medan. Barang semacam itu bisa dipesan dan disuruh kirim melalui angkutan bisa dipesan dan disuruh kirim melalui angkutan yang setiap hari mondar-mandir dari Medan ke kota kami. Lalu Sa mengatakan bahwa kami akan rugi kalau harus membeli sebuah saja. Saya kembali terdiam. Kenapa harus rugi? Siapa yang bilang harus beli satu? Apa memang harus beli lebih dari satu baru namanya bisa untung? Lalu kukatan bahwa dari dulu saya merintis usaha selalu dengan angka satu. Maksudnya saya hanya membeli satu biji setiap satu jenis barang karena minimnya modal dasar. Lalu kenapa sekarang saya sudah bisa membuka satu usaha, dan saya hanya menambah usaha tambahan, lalu akan rugi kalau hanya beli satu buah. Apakah lebih susah mengambil untung di saat saya masih mempunyai usaha satu buah atau sekarang setelah lebih dari satu buah. Lalu saya mengatakan bahwa walau orang bisa beli sepuluh buah barang, kita hanya bisa beli satu buah, kita harus pikirkan bagaimana agar bisa untung dengah barang yang sebiji itu. Kita harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri tanpa harus meniru cara orang berdiri. Dalam hidup, kita mesti bersipat kompetensi, bila barang kita lebih banyak, kita mesti bertekad bagaimana agar kita lebih maju karena orang hanya punya barang sedikit. Bila barang kita lebih sedikit, kita mesti bisa maju karena bukan hanya dengan sipat kecukupan barang, barulah kita bisa menuju sebuah kemajuan. Lalu dia kunasehati, kemudian karena
pembicaraan saya, dia jadi terdiam. Memang saya terpaksa memberi nasehat itu, sebab kata-katanya yang tadi hanya akan membuat kita patah semangat. Saya ingin mengubahnya menjadi seorang yang bisa mendukung, seorang yang bisa menyadari kekurangan dan kelebihannya sehingga ia bisa berdiri sendiri nantinya walau tanpa
harus berjuang bersama saya. Jangan menjadi manusia yang selalu menakut-nakuti saya dan menjadi seorang yang selalu menghambat harapan-harapan saya walaupun yang logis maupun yang tidak. Saya ingin kalau dia menjadi seorang yang akan memberi saran kalau sekiranya saya salah, mengajari saya kalau kebetulan dia lebih pandai di satu sisi,
jangan mematahkan keinginan untuk maju dalam menempuh tujuan yang sama sama kami cita-citakan. Setelah saya ceritakan padanya kisah perjalanan saya merintis usaha dengan modal sangat-sangat minim, barulah ia mengatahui bagaimana ia seharusnya bersikap. Saya sangat senang jadinya. Saya sangat bangga karenanya. Apalagi saya tahu dia semakin pandai menghadapi saya belakangan ini. Saya senang sebab suatu hari nanti ia akan berpengalaman membina usahanya sendiri. Dan juga akan pandai mengatasi
bila bertemu orang yang punya sipat seperti dia. Jadi bagaimanapun, kita mesti bisa memadakan kekurangan. Kita mesti bisa memikirkan sebaik mungkin tentang kekurangan ini. Bagaimana agar kekurangan itu tidak menjatukan kita ke jurang kegagalan. Bagaimana agar kekurangan  itu menjadi suatu katalis bagi kita untuk maju lebih cepat dan untuk memacu kita agar lebih ulet memikirkan untuk sampai ke kata 'lumayan'. )Mencukupkan kekurangan Pernah lagi suatu hari saya menyuruh dia unuk membeli sesuatu. Lalu karena satu kekurangan bahan di toko itu, dia malah mengomel. Lalu kukatakan bahwa kekurangan itu soal biasa. Lagi di dalam usaha untuk
mencukupkan, itu suatu yang amat sulit. Saya belum pernah menemukan suatu toko yang bisa menyediakan semua barang yang saya minta. Maksud saya barang yang satu kelompok tertentu. Kalau bidang Computer, kita bicara barang soal Computer, buka soal barang HP. Kalau bicara soal HP, bukan bicara soal Computer. Jadi saya belum pernah menemukan satu toko yang cukup selama ini. Jadi kalau kekurangan, saya merasa itu
hanya ibarat tikungan di salah satu perjalanan. Kadang kita menjadi tidak tertidur kalau sedang mengemudi karena tikungan, jadi boleh dibilang untung bagi yang berprofesi sopir. kadang kita merasa lelah dalam menyetir mobil, kadang menyuruh kita untuk lebih berhati-hati. Begitulah arti sebuah tikungan dalam perjalanan, dan laksana itulah
arti kekurangn dalam menuju satu kecukupan. Kalau kita kaitkan kekurangan ini dengan kemiskinan, sehingga selalu merasa kekurangan itu sebuah hambatan yang tak memungkinkan untuk maju. Jangan. Sekali kali jangan. Ibaratkanlah kekurangan  itu sebuah tanjakan yang pasti akan dilalui. Kalaupun kekurangan itu menjelma
sebagai kemiskinan dan kekurangan yang amat sangat. Janganlah menganggap itu abadi. Habis pendakian, pasti ada turunan. Yakinklah dirimu dengan kemudahan sesudah kesusahan dan yang kekurangan yang berakhir dengan kecukupan yang akan menyambut, agar kita bisa bekerja dengan semangat dan maksimal.
Demikianlah kira-kira gambaran yang saya tuliskan tentang masalah kekurangan ini. Janganlah pernah menganggap kekurangan itu sesuatu yang abadi. Perbanyaklah membaca buku tentang banyak manusia yang menikmati masa mudanya dengan ketidak senangan. Banyak tokoh dunia yang susah pada awalnya, tapi senang pada akhirnya. Barang kali dengan banyak membaca buku, anda pasti yakin bahwa di balik gelap ada terang dan di balik kelam ada cahaya. Bila terlalu besar kalau saya mengibaratkan sorang tokoh, sebut saja seorang boss. Banyak yang dulunya hanya pekerja ataupun anak buah, tapi pada ahirnya banyak anak buah yang menjadi boss.

 

Today, there have been 2 visitors (6 hits) on this page!
 
Kajian-kajian Agama
Website ini berisi opini-opini saya, dan juga mengenai pengajian saya dengan Tuan Guru Zulfakhri seorang guru Mustofawiyah Purba Baru Panyabungan Madina Indonesia. Sekalian mengajak pembaca semua, mari bersama sama mencari Dollar di dunia maya dengan Vinefire Join Vinefire! Klik juga iklan di bawah untuk cari uang:

gambar serba serbi info haji
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free